BILA BERSHALAWAT AKAN DIDO’AKAN OLEH MALAIKAT
Oleh :
Musahadi (A’a)
Dari Abdullah bin Amr bin Rabiah
dari Ayahnya yang berkata. “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Barang
siapa yang bershalawat satu kali kepadaku, bershalawatlah para Malaikat seperti
yang dia ucapkan, maka dikatakan kepadanya, “Engkaupun mendapatkan yang seperti
itu. (Az-Zuhd ar-Raqaiq, ibnu mubaraq 1/363, musnad ibnu ja’di 1/136, mushanaf
ibnu abi syaibah 2/253).
Dari Abdullah bin Amr bin Rabiah
dari Ayahnya yang berkata. “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda,’Barang siapa
yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat baginya, baik banyak
ataupun sedikit.” (musnad ibnu razzaq 2/215) Dari Abdurrahman bin Auf, dari
Nabi Saw bahwa beliau bersabda, “Jibril telah datang kepadaku lalu berkata,
“Wahai Muhammad, tidak seorangpun yang bershalawat kepadamu kecuali ada 70.000
Malaikat yang mendo’akannya. Dan barang siapa yang dido’akan oleh Malaikat,
maka dia termasuk penghuni surga.” (Durratun Nashihin hal. 11).
Maulana Abdullah bin Amrin,.
Sesungguhnya aku mendengar Abdullah bin Amrin berkata, “Barangsiapa yang
bershalawat kepada Nabi Saw satu kali, maka Allah bershalawat baginya dan
Malaikat bershalawat 70 kali baginya. “ (mushanaf ibnu razzaq 2/215) Dari Abu
Umamah berkata, bersabda Rasulullah Saw, “Barang siapa yang bershalawat
kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, malaikat
diwakilkan kepadanya untuk menyampaikan (shalawat) itu kepadaku.” (al-mu’jam
al-kabiir 8/134, musnad as-syamiyyin 4/324) Nabi Saw pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikatnya dan seluruh penduduk langit dan bumi,
sampai semut yang berada didalam liangnya, ikan dilautan, benar-benar
bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia.”
(Durratun Nashihin hal.16)
Dengan bershalawat, manusia
diharapkan menjadi sosok manusia yang memiliki sukma. Mampu menahan beban berat
yang menghimpitnya, agar jeritan dunia bisa ditata ulang dengan baik dan tidak
berantakan. Mampu menjadi jembatan antara hamba dengan Tuhan nya yang selama
ini telah ternodai oleh kepicikan dan keangkuhan. Mampu mengumpulkan kembali
serpihan-serpihan risalah yang tercecer dan terbuang. Manusia tidak mungkin
mampu menjalani kehidupan ini tanpa bekal iman. Ini adalah hakekat yang tidak
terbantahkan lagi kebenarannya. Allah Swt tidak menghendaki kita menjadi manusia
yang berhati binatang, atau memiliki hati yang keras seperti batu cadas. Tetapi
kita sendiri yang memilih jalan dan taqdir itu. Ruhani yang menopang kehidupan
kita adalah hidup, sebagaimana setiap makhluk yang hidup juga memilikinya.
Jasmani yang diciptakan Allah bagi manusia terdiri dari unsur tanah, disediakan
pula baginya makanan berupa sesuatu yang tumbuh dari tanah, sehingga
pembawaannya sesuai dengan karakter tanah, yaitu tidak sombong, kuat, dinamis,
memberikan kehidupan dan ketenangan. Sedangkan ruhani juga membutuhkan suapan
makanan, yaitu Iman. Jika ruhani layu dan tidak mampu berdiri tegak, ini semua
dikarenakan kadar iman yang berkurang, karena kadar kesegarannya bergantung
kepada keimanan yang dimilikinya.
Dengan pembacaan shalawat, diharapkan
keimanan kepada Allah Swt mengalami perbaikan yang terus menerus, karena dia
adalah fitrah manusia. Jika kita tidak dapat melihat kedepan karena masa depan
kita gelap, dan tidak pula bisa melihat kebelakang karena masa silam yang
menyakitkan, maka pandanglah keatas, niscaya kita akan mendapatkan ketentraman
dan ketenangan. Karena hiburan terbesar bagi jiwa manusia berada diatas langit.
Kebahagiaan jiwa yang terbesar terdapat pada gejolak rindu untuk menyelam
kedalam “cahaya” yang tinggi, tenggelam dalam ibadah dan cinta, tenggelam dalam
kebersamaan sifat dan zat yang didambakannya. Mulai dari sinilah akan timbul
sebuah keterpautan jiwa dengan yang dirindukanya. Dan inilah yang disebut oleh
kaum Tasawuf sebagai fitrah ruh dan tujuan hidup. Ketika kita telah sampai pada
persimpangan tujuan yang panjang, kita akan dihadapkan dengan sebuah pergumulan
yang sebenarnya merupakan sebuah potensi yang besar bagi pertumbuhan jiwa itu
sendiri. Dia akan memberikan kita sebuah kekuatan untuk melawan nafsu, membebaskan
hati dari polusinya, membukakkan pintu kesadaran, dan menghias diri yang penuh
dengan kekurangan, jika kita bisa meraihnya, jiwa akan bersinar, mata hati akan
terbuka dan dihadapkan kepada alam Mukasyafah, sehingga tersingkaplah apa yang
tidak tersingkap, dan terdengarlah apa yang tidak terdengar. Kita akan hanyut
dalam alam rahasia, keajaiban dan keindahan alam semesta, yang disana
bertebaran berbagai tanda, simbol dan berbagai petunjuk yang akan meghantarkan
kita menuju kebahagiaan, kesenangan dan keterbebasan dari kebenaran yang samar.
Allahu ‘alam
Komentar
Posting Komentar