Tokoh berpengaruh di Morodemak

Morodemak memang daerah dengan karakteristik unik, dari segi dialeg maupun budaya berbeda dengan masyarakat demak pada umumnya. Perangainya juga gampang di tebak. Tidak banyak yang tahu bahasa baku morodemak berasal dari mana. Kosa katanya ada yang sulit di mengerti oleh orang demak sendiri. Bahasanya vulgar cenderung cuek khas pesisiran. Tapi di balik itu Jiwa yang membentuk karakter morodemak mempunyai pertalian yang sangat erat dengan tokoh besar di Tanah Jawa. Sebut saja kanjeng Sunan Kalijaga, Raden Fatah, Sunan Drajat atau tokoh besar lainnya.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang siapa yang mewarnai tanah morodemak, baiknya kita urai dari peradaban awal kongsi. Peradaban kongsi sangatlah muda, di kongsi pada tahun 1940an hanya ada satu rumah selain lapangan buat lomba berkuda, yaitu rumah Yi kromo tapi sekarang coba lihat berapa ribu persen bila di bandingkan 72 tahun lalu. Di towang sebelum tahun 1980 masih berupa tambak, pada tahun 1990an mulai di kapling selanjutnya menjadi pemukiman baru dan menjadi sebuah dukuh yang ramai.
Dulu satu kesatuan antara Morodemak, Margolinduk dan Purworejo. Secara teritorial ketiga desa itu terpisah tapi secara emosional ketiganya itu adalah satu rasa, makanya dari dulu sampai sekarang walau terpisah tetap memakai istilah Tridesa.
Nah kini saatnya membahas Morodemak yang mempunyai peninggalan forensik  berupa masjid yang sejaman dengan masjid Agung Demak. Bagaimana kisahnya sehingga Sunan Mumbul yang terkenal mastur sampai ke morodemak ? kita belum membahas sampai di situ. Tetapi tolok ukur berdirinya masjid agung demak memancing para ahli sejarah untuk menggali data yang berkaitan dengan Kasultanan Demak bintoro dan benteng Spiritual yang di bangun oleh kanjeng Sunan Kalijaga.
Morodemak Baru bisa di katakan ramai setelah utusan dari kasultanan dan murid dari kanjeng sinuhun Sunan Kalijaga di sebar sebagi perisai ahlak di sepanjang pantai di Tanah Jawa termasuk morodemak. Di Morodemak kita kenal tokoh Zaman dahulu mbah Sho walaupun banyak anak turunnya di Morodemak tapi beliau bukanlah asli Morodemak, beliau mengikuti utusan Gurunya yaitu Kanjeng sinuhun Sunan Kalijaga untuk membuka lahan baru di Morodemak, beliau sendiri masih buyut dari Drajat Lamongan. Atau mbah Imron Muhtaj Ulama karismatik dari Margolinduk yang menjadi Imam Masjid Jami, Sunan Mumbul kalau di hitung dari leluhurnya beliau masih keturunan Syech Syahbandar, Syech Syahbandar adalah salah satu pendiri Kasultanan demak yang berasal dari Palembang. Atau mbah Miyyo yang banyak di khouli keturunannya beliau juga bukan berasal dari Morodemak, Ki faridz abahnya mbah miyyo adalah anak dari Ki Demang masih keturunan dari Sultan Trenggono. Ada juga H. Asmir  gendero, dari pihak Ibunya masih keturunan Habib Abu Bakar (Al Hadad) Panggang Jepara, Habib Abu Bakar sendiri di Jepara juga pendatang. Dari tokoh-tokoh di atas sebenarnya masih banyak tokoh yang saling berkaitan baik biologis maupun ideologis yang di sebar di morodemak, karena daerah morodemak adalah pertahanan dari gejala social yang akan mempengaruhi wilayah kasultanan Demak Bintoro.
Ternyata tokoh yang pernah singgah di morodemak tidak sebatas tokoh tersebut di atas, masih ada keturunan kyai Abu Khorsuddin gresik, mbah Syamsuddin Bandungsari dan masih tak terhitung jumlahnya tokoh yang berafiliasi di tanah Morodemak. ( Bersambung ). Lain waktu bila data kami lengkap kami akan informasika.

Komentar

  1. drajat lamongan itu apa sama dengan sunan drajat?

    BalasHapus
  2. bukankah mbah imron mukhtaj itu putra dari KH. SONHAJI AL-UTSMANI ( mbah sho) bukan cicitnya mbah sho tersebut

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Bab-bab Dalam Tashrif

2. Fi’il Tsulatsi Mazid

Pengertian Shorof dan Tashrif