Wong Moro Banget

Orang Morodemak atau lebih dikenal dengan sebutan Wong Moro, merupakan kelompok masyarakat nelayan yang secara administratif berada di tiga desa. Morodemak, Margolinduk danPurworejo. Ketiga desa teresebut berada di Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Ketiga desa tersebut bisa ditempuh dengan kendaraan umum dari kota Demak kurang lebih 45 menit perjalanan. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagainelayan, baik menjadi jurak, jurumudi, jelarus (pekerjaannya nelayan dan mencari lokasi ikan), sarekat (wakil Jurumudi), jeragan, mbocahi atau ngelokake. 

Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dilakoni “wong moro” lagi di antaranya adalah;Bengkel, Tukang membuat perahu atau kapal, Tukang kayu, Tukang batu , Menjual minyak dan solar, Pemilik tambak, Penunggu Tambak, Guru, Mantri Kesehatan,Nggerehi(Mengasinkan ikan, lalu menjualnya, Membuat kerupuk dan menjualnya, Membuat trasi dan menjualnya, Berjualan/Toko, Pemilik umbul (Sumur bor), air di Morodemak harus beli dari pemilik umbul), Menjual Es batu, buruh angkut, Menjahit, Mendreng (penjual keliling semisal baju, kompor dan lain-lain, membayarnya dengan cara dicicil harian, mingguan atau bulanan), Menjual mie, bakso, puli, gule dan lain-lain. 

Perempuan dan laki–laki di lingkungan nelayan Morodemak ini dibagun dengan konsep bahwa seorang Laki–laki adalah pemimpin keluarga dan pencari nafkah, sementara perempuan menjadi ibu rumah tangga dan membantu suaminya dalam mencari nafkah, “wong wadon iku enake manut karo wong lanang“ (perempuan itu kalau mau hidup enak harus nurut sama suami). 

Di Morodemak, gadis yang di anggap baik adalah gadis yang bisa menjaga diri, sering tinggal di rumah, tidak suka keluyuran atau sering mengekspose diri dan jika pergi jauh selalu bersama keluarga atausaudaranya. Banyak aturan yang diterapkan oleh wong moro bagi remaja putri, seperti tidak boleh pergi jauhkecuali bersama keluarga atau saudaranya, tidak boleh pacaran atau jika sudah terlanjur pacaran maka tidak boleh pacaran diluar rumah, tidak boleh banyak bergaul dengan remaja laki–laki dan lain-lainnya yang tujuannya adalah untuk menjaga kehormatan dan harga dirinya dan keluarganya. Remaja putri yang sudah lulus SMP/MTS atau lulus SD, umumnya merekalangsung mendapatkan tugas dari orang tuanya, seperti memasak, mencuci,momong (menjaga anak kecil) dan bersih–bersih rumah. Hal ini dimaksudkan untuk mengajari mereka sebagai ibu rumah tangga yang baik atau menjadi mar’atus sholichah, “ad-dunya mataa’ wa khoiru mataa’iha mar’atun sholichah”. 

Tentang kuliner dan bahasa khas yang ada di Morodemak juga banyak sekali, kuliner khasnya diantaranya adalah ; puli (beras dimasak lembek dicetak dengan mangkok atau sebangsanya, dimakan dengan kelenyam dan kering), kicak-kicik, sarang burung dan Gemblong kopyok (makanan-makanan ini biasanya hanya ada pada bulan romadlon), pindang sat, pindang serani, rujak werak, rujak gobet dan lain-lain. Sedangkan bahasa khasnya diantaranya adalah ; nenggar (ndisik/duluan), saipit (sedikit), tambeng (nakal), idep (melihat), dan lain-lain.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Bab-bab Dalam Tashrif

2. Fi’il Tsulatsi Mazid

Pengertian Shorof dan Tashrif