Upaya Perbaikan Generasi Morodemak


Bismillahirrohmaanirrohiim.. Sebelum saya memberikan beberapa poin yang ada pada masyarakat kita Morodemak. Terlebih dahulu marilah kita sampaikan rasa syukur kita kepada Allah Swt yang telah memuliakan manusia dengan kualitas ilmu dan amal yang melebihi dari segala mahluq yang ada dimuka bumi ini.. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw, dan semoga sholawat tersebut dapat mengalir kepada keluarganya kepada sahabatnya dan kepada umatnya yang setia menjalankan sunnahnya sampai ilaa yaumil qiyaamah… aamiin.

Desa Morodemak merupakan salah satu dari desa yang selalu menjunjung tinggi nilai keagamaan secara tradisional disamping beberapa desa disekitarnya. Allah Swt telah menjadikan desa morodemak salah satu dari desa yang mempunyai potensi alam yang indah dengan didukung masyarakatnya yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keikhlasan, nilai-nilai kesabaran dan nilai-nilai kebersamaan dalam bergotong royong, hal seperti ini sangat mudah ditemui di beberapa tempat  didesa tersebut. Contoh… Para kyai mengajarkan ilmunya kepada para santri tanpa memungut biaya sepersenpun. semua itu dilakukannya dengan harapan ilmu yang diajarkannya dapat menjadikan muridnya menjadi generasi yang rabbani. Para Kyai sangat memahami bahwa pergantian generasi merupakan sunnatullah yang pasti akan terjadi pada suatu kaum atau bangsa. Pertanyaannya adalah.. Apakah pergantian itu lebih baik atau lebih buruk dari generasi sebelumnya tergantung pada kesungguhan dalam mempersiapkan pengkaderan generasi yang akan datang. Jika dipersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh insya Allah akan menghasilkan suatu generasi yang lebih baik. Begitu pula sebaliknya jika asal-asalan akan menghasilkan suatu generasi yang lebih buruk dari generasi pendahulunya atau generasi pada masanya. Sikap kesungguhan inilah yang selalu tertanam dalam jiwa semua para kyai yang ada di desa Morodemak khususnya.


Karakter pertama : dari generasi yang buruk adalah menyia-nyiakan shalat. Shalat merupakan tiang agama dan amalan yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat yang memiliki fungsi langsung berkaitan dengan komunikasi seorang hamba dengan Rabb-nya. Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat. Jika ia (shalatnya itu) baik, maka baik pula seluruh amalnya. Sebaliknya jika jelek maka jelek pulalah seluruh amalnya”. (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat merupakan amalan utama yang akan mempengaruhi perbuatan yang lain. Maka jelaslah suatu kaum atau generasi yang menyia-nyiakan shalat tidak akan mempunyai benteng yang kuat dari perbuatan yang keji dan munkar, sehingga akan cenderung melakukan kemaksiatan. 


Karakter kedua : dari generasi yang buruk adalah memper-turutkan hawa nafsu. Ke mana hawa nafsunya condong, ke situlah ia berjalan. Generasi seperti ini tidak memperdulikan apakah sesuatu yang ia lakukan halal atau haram, dosa atau berpahala, yang terpenting bagi mereka tercapai semua yang diinginkannya. Dalam hal berpakaianpun yang penting mode atau sedang trend, tidak peduli apakah pakaian tersebut menutupi aurat atau malah mempertontonkan aurat. Generasi seperti ini hanya akan membawa kesesatan hidup di dunia dan di akhirat. (fana’udzu billah) 


Dalam hidup bermasyarakat segala hal dalam kehidupan di desa morodemak  adalah sebuah keniscayaan ketika ia berpasang-pasangan. Ada baik, ada buruk. Ada besar, ada kecil. Ada cepat, ada lambat. Semuanya Allah ciptakan sedemikian rupa sehingga ia berpasang-pasangan. Segalanya tentu terjadi dalam keseimbangan dan keseimbangan. Dan adalah kehendak Allah Swt yang menciptakan semuanya seperti demikian. Saya bersyukur mempunyai tanah kelahiran yang bernama Morodemak, tetapi akan lebih baik lagi apabila para pemudanya ikut serta dalam kompetisi moderenisasi lingkungan dengan cara pandang yang lebih baik, dengan tujuan membentuk generasi yang rabbani. Generasi yang bisa di andalkan. Generasi yang dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat atau kaumnya. Bukan generasi pecundang, pemabuk atau selalu membikin onar disemua tempat. Fana’udzubillah…


Allah Swt menciptakan segala mahluq yang ada dimuka bumi berpasang-pasangan. Berpasangan dari segi jenis, sifat, perilaku, karakter, dan sebagainya. Dan itu tersebar ke seluruh manusia di dunia ini, termasuk masyarakat desa morodemak itu sendiri. Hal ini pun terjadi pada individu manusia. Ia memiliki dua potensi dalam kehidupannya. Ia memiliki dua sisi kehidupan. Dua sisi kehidupan ini ibarat seperti dua sisi koin. Sisi yang satu akan senantiasa menutupi yang lain ketika sisi yang satu tampak, begitu pula sebaliknya. Begitu pula dengan manusia, ia memiliki dua potensi. Potensi kebaikan dan potensi keburukan. Apabila seseorang tidak pandai dalam mengelola potensi yang ada pada diri mereka maka, bagaimana mungkin para pemuda kita dapat menciptakan kperibadian, lingkungan atau bahkan masyarakat yang madani..?


Sebagai contoh, tatkala seorang nelayan (kaum kita) yang dalam keterbiasaan hidupnya mengais nafkah dengan mencari ikan di laut. Suatu saat si nelayan mendapatkan ketidak-biasaan dengan tidak mendapatkan apa-apa di hari itu. Kecewa, sudah pasti si nelayan kecewa. Adalah wajar sebagai seorang manusia biasa. Akan tetapi perhatikan, sesungguhnya dengan tidak mendapatkan apa-apa bagi si nelayan, membuka sebuah peluang kebaikan. Peluang kebaikan agar si nelayan dapat mengambil pelajaran tentang bab kesabaran dan keikhlasan, ketika si nelayan yakin dan faham bahwasannya segala sesuatunya pasti di bawah iradah-Nya.

Dua sisi adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Dan dari keduanya, manusia memperoleh karakteristik masing-masing. Karena sungguh Allah ta’ala tidak meiciptakan segala sesuatunya tanpa hikmah. Dan patutlah kita sebagai warga Morodemak mensykuri atas apa-apa yang telah dikaruniakan Allah pada kita dan desa kita. Dan sebagai bentuk kesyukuran kita pada Rabb, sang Maha Pencipta adalah dengan memunculkan potensi positif diri diatas potensi negatif agar kita dan masyarakat kita memahami tentang keihlasan dan kesabaran, yang akan menghantarkan kita menuju ke generasi yang Rabbani, generasi yang mampu untuk beribadah kepada-Nya secara optimal.
Saudaraku.. Kebaikan yang kita lakukan akan abadi dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat lama karena keikhlasan. Karena Allah Swt berfirman: “… dan sedangkan yang bermanfaat bagi manusia, maka ia akan tinggal diatas bumi..: (QS: Ar-Ra’du: 17)
Allahu a’lam.
Di kirim oleh, MusaHadi AlHasyim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Bab-bab Dalam Tashrif

2. Fi’il Tsulatsi Mazid

Pengertian Shorof dan Tashrif