Istighotsah Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyah Utsmaniyah

Beberapa waktu lalu Jama,ah Thoriqoh Naqshobandi Qodiriyah al usmaniah atau jamaah mbah rori atau mbah Asrori mengadakan Istiqosha pertama di Masjid istiqlal Jakarta, yang di hadiri para muhibin dari seluruh Indonesia, acara tersebut juga di hadiri tamu penting dari yaman dan para petinggi negara.

Acara yang di gagas Jama,ah mbah rori Jakarta ini mendapat apresiasi yang luar biasa baik dari jamaah maupun dari  masyarakat Jakarta, karena memberi warna tersendiri, bagi kebanyakan kaum muslimin Ibu kota, pasalnya Jamaah di Jakarta banyak mengikuti thoriqoh Samaniah yang termasuk Thoriqoh Mu,tabroh dalam klasifikasi Thoriqoh yang di akui NU. Selama ini acara tersebut berlangsung cukup lama tetapi masih terbatas di lingkungan LIPI yang hanya mampu menampung  beberapa ribu saja. Ide ini menurut panitia pelaksana terinspirasi ketika beliau mengikuti Istighosha di Surabaya yang di hadiri Ratusan ribu jamaah. Kala itu terbesit dalam pikiran bagaimana kalau kegiatan ini bisa di adopsi di Istiqlal tidak lagi di LIPI, biar kelihatan syiar. Dari situlah ide itu berlanjut sampai akhirnya bisa terlaksana dengan baik.

Partisi Masyarakat Morodemak

kalender tahunan ini ternyata di sambut antusias bagi sebagian Masyarakat Morodemak, Karena setahun mereka bisa mengikuti dua kali Istigosha akbar di Surabaya dan di Jakarta.

Transit di Kantor Morodemak Community

Acara yang di gagas Warga 3 Desa, Morodemak, Margolinduk dan Purworejo sangat membantu untuk menjembatani dinamika masyarakat pantai yang keras dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, di butuhkan siasat supaya 3 desa ini tercapai suasana teduh dan damai. Karena karakter pesisir sangat mudah di adu domba, mudah tersinggung untuk itu kegiatan yang bersifat komunikatif bisa membantu mencairkan suasana.

Terlepas siasat untuk meredam gejolak sosial, kegiatan Jama'ah Mbah Rori kemaren ternyata lebih mempererat kekeluargaan Masyarakat Morodemak di Jakarta, karena para Jamaah menginap di kantor Morodemak Community di wilayah Sunter,Jakarta Utara, tidak hanya Masyarakat dari demak, tetapi warga Morodemak yang di Jogja juga berkesempatan silaturohmi di kantor Morodemak Community. 

Di lain kesempatan kami akan berusaha membuka kantor Morodemak Community di semua wilayah kota besar di Indonesia, untuk sementara ini kami baru mempunyai dua kantor yaitu, di Jakarta dan Lampung, mudah-mudahan dalam waktu dekat semua wilayah Pulau Jawa kami bisa mempunyai perwakilan.

Selanjutnya kegiatan Masyarakat selepas mengikuti Istighosh berziarah ke Makam Habib Husain bin Abu Bakar Al aydrus luar batang, Pasar Ikan Jakarta utara, malam sebelumnya mereka mampir dahulu di makam Habib Hasan alhadad atau mbah priuk.

selesai berziarah mereka menikmati masjid kubah mas, yang menjadi icon penting kaum muslimin di wilayah Depok. Karena arsitek masjid ini memang memakai perpaduan yang paling modern di era sekarang.

Tak lupa kami sebagai perwakilan mengucapkan terima kasih kepada para Jama'ah yang berkenan mampir di kantor kami, mudah-mudahan Morodemak Community memiliki kantor lebih banyak lagi. dengan harapan membantu saudara kita di daerah supaya bisa mengembangkan segala potensinya tanpa kesulitan.

Ramah Tamah

Ketua Rombongan Drs.H.Nasuha beramah tamah dengan sesepuh sunter kamplas, Mbah Maskan. Mbah Maskan adalah mantan preman yang mengabdi di masjid Nurul Qulub sebagai Imam Rowatib. Beliau juga seangkatan dengan H.Yusuf (Morodemak) almarhum. Preman  yang di masa tuanya telah menemukan jatidirinya dan sekarang seluruh hidupnya di abdikan dalam masjid Nurul Qulub.

Sebagian Kegiatan
 
Selesai bertemu sanak saudara para Ibu melepas lelah di teras atas dan bercerita banyak hal mengenai kampung halaman Morodemak, yang memang sudah cukup lama para perantau meninggalkan kampung halaman. seperti oase di padang tandus, bertemu komunitas morodemak di tanah rantau mampu menyejukan. kabar tentang tentang pemangku kepentingan, nelayan, petani tambak, perkembangan daerah dan sebagainya adalah obat kangen yang selalu di tunggu.
sementara para ibu asik dengan ceritanya, para Bapak bertafakur di masjid, bercerita dan melepas lelah sambil menunggu fajar tiba, karena pagi sudah menunggu para jamaah utnuk hadir di Istighosha.

Asiknya bertemu saudara mampu melepas penat, para perantau yang berada di Jabodetabek merapat ke sunter sekedar menemui sanak keluarga, melepas rindu dan berbagi cerita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Bab-bab Dalam Tashrif

2. Fi’il Tsulatsi Mazid

Pengertian Shorof dan Tashrif