Ustad Jumali


Seorang Ustadz  yang karena kekurangannya selalu jadi bahan ejekan teman-temannya. Ternyata Dia adalah seorang pejuang. Dengan kemampuan yang di miliki, sekuat tenaga dia baktikan hidupnya untuk perkembangan islam. Tidak peduli dengan berbagai ejekan, dia selalu smile, baginya duniaku adalah amanatku. Jumali yang semasa hidupnya di kenal sebagai seorang humoris, selalu mencairkan suasana bila suasana terkesan kaku. Dia pandai mengambil hati temannya sehingga temannya selalu terkesan dengannya.

Tetapi malang tak dapat di tolak, lebaran pilu telah merubah segalanya. Pada waktu itu tahun 2004, pagi-pagi sekali dia telah di nantikan jamaah masjid untuk khotbah idul fitri sekaligus menjadi Imam. Para jamaah yang haus akan nasehat sangat menyukai budi pekerti pemuda ini. Di tempat mertuanya ini dia mendapat simpati dari masyarakat tapi tidak sebanding dengan keluarga besar mertuanya, yang sedikit enggan dengan Jumali. Dia mungkin di anggap sebagai duri dalam daging.

Lama para jamaah menanti jumali untuk memimpin khotbah, tetapi sampai siang hari tidak juga muncul kabar berita. Apakah dia pulang ke Morodemak atau kemana sehingga tidak di ketahui keberadaannya. Bak geledak di siang bolong jumali di temukan meninggal secara mengenaskan, di tempat pemandian (Jumblangan). Darah mengalir deras dari tubuhnya, masyarakat konsentrasinya terpecah antara idul fitri dan mengurusi mayat jumali. Akhirnya mayat jumali di antar ke kampungnya Dukuh Gendero Desa Morodemak.

Ada yang menarik dari kematian jumali yang terkesan tidak di sangkah-sangkah terlebih dahulu itu, yaitu ada salah satu tetangga jumali di purwodadi memberitahukan kepada keluarga di Morodemak, bahwa kematian jumali di duga tidak wajar. “tolong buktikan kang kalau jumali mati wajar?” kata sebuah sumber tadi. Akhirnya atas inisiatif beberapa kawan dekat Jumali yang kemudian mendapat dukungan dari hampir seluruh masyarakat Morodemak, di ambilah kesepakatan untuk mengotopsi jumali sebagai langkah awal dalam rangkah membuka misteri di balik kematiannya.

Tapi entahlah permainan apa yang sedang dimainkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab atau yang enggan mengemban kepercayaan masyarakat itu. Saat Tsunami mengguncang Aceh Darussalam, bersamaan itu kuburan Ust. Jumali memang di bongkar dan diteliti.  Ada tulang dibagian lutut yang diambil yang katanya untuk bahan penelitihan, tapi apakah seperti itu caranya? Sebenarnya masih banyak orang-orang Morodemak yang bertanya-tanya dalam hatinya “mosok otopsi kok Cuma ngono tok???” Kecurigaan itu akhirnya terbukti dengan tidak adanya tindak lanjut dari kasus itu, alias nihil hingga sekarang ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Bab-bab Dalam Tashrif

2. Fi’il Tsulatsi Mazid

Pengertian Shorof dan Tashrif