Tradisi Grebeg Besar atau Besaran Di Demak



Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Demak, selain sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa yang dipelopori oleh Wali Sanga. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kokoh sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak. Bahkan ada salah satu anggota wali sanga tersebut bermukim sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.

Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan pendekatan para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan atau adat istiadat yang telah ada.

Setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Pada waktu itu dilingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Sanga. Sampai saati ini kegiatan tersebut masih tetap berlangsung, bahkan ditumbuh kembangkan.

Grebeg besar atau sering disebut Besaran adalah  tradisi kota demak yang sudah ada sejak dulu sampai saat ini. Grebeg Besar Demak merupakan acara budaya tradisional yang menjadi salah satu ciri khas Demak dan merupakan suatu kebanggaan untuk kota Demak. Karena mempunyai tradisi tersendiri yang perlu terus dilestarikan.

Tradisi Grebeg besar ini sangat dinanti oleh Warga Demak maupun sekitarnya. Biasanya akan ada arak-arakan,karnaval kirap budaya dan barongsai yang di mulai dari Pendopo Kabupaten Demak hingga ke Makam Sunan Kalijaga. Acara ini akan ada setiap tahunnya pada hari raya Idul Adha. Pada proses tersebut biasanya warga Demak akan beramai-ramai datang dan semuanya tumpah ruah disana. Hari itu demak akan sangat macet dan menjadi lautan manusia. Bila anda tidak ingin terjebak macet,sebaiknya cari jalan alternatife lain.

Sebulan sebelumnya akan ditandai dengan mulainya dibangun toko atau kios kecil di sepanjang jalan kota demak. Kios tersebut biasanya hanya bersifat sementara,kira-kira satu bulan. Sehingga bahan yang digunakan untuk membuat kios pun terbuat dr kayu atau bambu. Kios ini biasanya banyak menjual barang-barang seperti pakaian, sepatu, makanan, pot /vas-vas bunga, mempamerkan sutu atraksi/pertunjukan atau pertunjukkan unik, mainan, tas, ada pula pasar malam dan permainan yang bisa dinaiki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembagian Bab-bab Dalam Tashrif

2. Fi’il Tsulatsi Mazid

Pengertian Shorof dan Tashrif